Senyum sipit di tepi bibirMU
Mata
tajamMU yang dingin
Merengkarnasi
menjadi pisau dua mata
aku
coba menyeimbangkan terkaman dua arah
Namun
semua sinar matamu menyayat secara tiba-tiba
Darah
tetap terpompa...
Ditengah
jejak tempat dudukMU
Semua
telah berlalu..
Hanya
jejakmu yang aku pangku
Bukan
senyum namum lamun
Bukan
sedih tapi lebih dari pedih
Kutemui
arah diatas atap awan
Namun
pudar oleh hujan yang mengkristal
Ini
tentangMU..
Yang
ada namun tak aku rasa
TentangMU..
Diatas
langit-langit mimpi dikesadaranku..
Bukan
tentangku..
yang
KAU rasa walau tak mengada..
bukan
tentangku tapi ini TengtangMU...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar