Idul adha adalh
hari dimana orang-ornagn yang mampu melaksanakan kewajibaban mereka sebagai
umat islam untuk menyembelih kurban, sehingga sebagai sapi dan kambing khusunya
disumenep menjadi galau dana mengalami konrovesi hati.
Berawal dari
tidur yang lelap, lalu dibangunkan oleh gedoran pintu kamarku oleh ayahku.
Karena selain shloat id, saya disuruh berjemaah subuhnya juga. Sedangkan mataku
kurang mampu untuk dibukan. Dan saya rasanya tidak enak kalau mata saya dipaksa
terbuka rasa itu masuk ke hati saya jadi disitulah awal saya mengalami
kontrovesi hati di hari raya idul adha.
Namun saya tetap
berjuang untuk membukan mata saya dan saya mandi, berwudhu ganti baju, lalu
berangkat. Sesampainya dimushallah yang kebelutlah milik kerabat saya adzan
sudah dikumandangkan jadi saya disana langsung shalat sunnah. Setelah shalat
sunnah, qamatpun dikumandangkan lalu bergegaslah manusia-manusia yang aa
dimushollah itu meraptkan syaf untuk shalata subuh berjemaah, sekarang saya
sudah lupa surat pendek yang diabacakan iman pada waktu itu, jadi tak usah
permasalahkan itu. Lebih baik saya lanjutkan keberikutnya.
Sesudah shalat
subuh berjemaah lalu ca’baca’an setelah ca’baca’an saya keluar dengan membawa
rasa ngatuk, lalu saya bersandar di dinding saya. Sedangkan yang ada didalam
mushollah bertakbil sambil menunggu terbitnya matahari untuk sholat id berjemaah. Sambil menunggu matahari
terbit diluar saya melihat orang-orang masuk kemushollah satu prsatu, dua
perdua, tiga pertiga, dan seterusnya. Hingga saya melihat kak filos lalu dia
duduk di depanku. Kami hanya saling ersenyum untuk menyapa. Tapi yang ku lihat
si filos sepertinya baru selesai menangis. Kiranya dia mengingat masa-masa
indah saat mellysa belum pergi dari dunia ini untuk selamanya. Mungkin
sdisitulaha kontroversi hati yang terjadi pada kak filos menurut pandangan
saya. Tak lama kemudia kami semua shalaat berjemaah dan setelah itu saya
langsung pulang.
Karena
dimungkinkan sisa kertas sudah mepet jada saya cukupkan disini. Mohon maagf
lahir batin. By Le’ Bin (Liver Controversion).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar