Dak .......
Dik .......
Duk .....
Doaaarrr .......
Mulailah mentari itu berhembus hidup
tampa lirik lirih kecil dia datang tampa sandi, seraya meleleh pada hari,
mengembun pada makna waktu yang semakin lama semakin tak terhingga ukurannya.
Sadar aku pada sebuah jingga yang sedang mengintip dibalik jerami yang
sengaja mengorbankan dirinya agar kayu
itu tidak terkenak hujan dan panas sehingga rumah pasir yang sudah lama
terbentang untuk menjadi simbol dari makna harap yang terhempas dan kesabaran
yang tersiksa.
Ea, idul adha mereka menyebutnya,
tapi dengan adanya sebuah pernyataan itu saya jadi bingung dan linglung,
katanya hari yang agung dan besar bagi ummat yang beriman padanya, tapi kenapa
hanya besar untuk sebagian dan apakah memang saat ini sudah benar jika setiap
hari yang besar itu selalu disandingkan dengan hal-hal yang mewah dan
hura-hura.
Ohhh........ tidak, tidak begitu
caanya kawan, yang besar bukan yang senang-senang atau hura-hura. Tidak
cukupkah ibrohim mencontohkan dengan kepolosan dan keyakinannya sehingga berani
melangkah menyembeli ismail mungil saat itu, Atau pada muhammad yang dengan
kesederhanaannya dia merubah dunia, Atua kau sudah mempunyai sebuah nabi baru
untuk kau jadikan tuntunan dalam mengartikan sesuatu. Oh ea aku lupa kemaren
ada audisi untuk pejuang yang mau terkenal dan menjadi penceramah yang penuh
dengan obsesi sebegai DAI pejuang ummat, padahal jika tidak dibayar mungkinkah
ceramah agamah masih ada. Ada apa dengan ummat muhammad, masih pantaskah
dibilang ummat muhammad jika makna dari esensi yang harus ada malah kau ganti
dengan makna barumu yang penuh dengan Isasi dan Isme itu.
Ingat kakek itu telah jompo, untuk
sekedar mengingatmu saja dia butuh replay dari masa waktu, jangan sampai kau
merusak rambutnya karena dengan bagitu kau sudah mengsuk ketenangannya. Kembalikan
makna idul adha pada maknanya sehingga si miskin itu merasa sama dengan dengan
yang kaya, dan agar tali itu tak lagi bul-bul
dan akan cepat putus bila kita tidak meyambungnya.
Sehingga harap hamba terhadap
tuhannya berjalan pada lamunan senja yang akan mati pada malam yang akan
dibunuh oleh pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar