Judul
diatas pas untuk dijadikan tradisi didesa saya karena setiap idul adhan maupu
idul fitri bagi kaum perempuannya tidak prnah menunaikan sholat ied. dan
anehnya lagi mereka datang datang kelanggar hanya sekedar menyiapkan makan buat
kamum laki-laki sehabis shalt ied. Telah bermacam upaya saya lakukan, bahkan
saya sudah bicarakan kpada tuah rumah yang punya langgar karena kebutuhan
kebutuhan rumah saya jauh dari masjid. Namun tidak ada tanggapan, alasannya
tempat ibadahnya tidak muat padahal
tidak sesuai dengan keadaannya. Itulah yang membuat saya gelisah selama ini.
Apalagi hari raya idul adha kebanyakan dari mereka menganggap enteng katanya
hari raya ikut-ikutan kata orang madura “ noro’ talasanah oreng haji”.
Yang
lebih ngiris dari saya kecil sampai umur 20 tahun tidak pernha merasakan
istimewa di hari raya idul adhan acaranya Cuma salam-salaman dn makan-makan,
tradisi tukar kue lebaran yang sudah dari dulu jika tidak membawa kue mereka dianggap
pelit. Kadang saya memilih diam dirumah daripada keliling rumah saudara.
Apalagi saa dendiri tidak punya tunangan. Jadi bikin tambah males biasanya yang
punya tunangan silaturrahmi sma tunangannya kerumah dsaudara dihari raya tapi
ada hal yang menyenangkan juga dihari raya bis mempertebal dompet karena tiap
hari raya dikasi uang sama family yang bertamu kerumah. Kalau setiap hari raya
pakai baju baru intinya hari raya kurang berkesan bagiku karena ibaah tidak
lengkp tidak bisa menunaikan sholat ied harus menempuh syarat yang lumayan
jauh, karena kurang sadarnya mereka padahal agama mereka sangat kokoh bahkan
merekan menolak ajaran muhammadiyah ajaran yang sesat. Sungguh masyarakt didesa
saya aneh, baik dari tradisi maupun agama. Hari raya idul adha tahun ini
biasa-biasa saja seperti hari biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar