Minggu, 12 Oktober 2014

SPIRIT IDUL ADHA SEKARANG DENGAN DULU Oleh : Budi Santoso

Tanggal merah di kalender bangsa indonesia yang bertepatan pada hari selasa 15 oktober 2013 merupakan hari yang berbeda dengan hari yang lain. Karena pada tanggal 15 bulan oktober  ini adalah hari raya idul adha yang perlu di tunaikan oleh umat islam. Selain itu juga Hari raya idul adha ini merupakan hari besar umat islam di seluruh dunia, yang manifestasinya  memiliki muatan nilai terhadap pengukuhan rasa  solidoritas sesama umat islam serta penebalan iman dan takwa kepada  Allah SWT.


Sebenarnya pada hari raya idul adha ini adalah untuk  mengingat dan mengenang  dua peristiwa kisah nabi ibrahim yang  dapat menggugah perhatian umat islam. Jika kita kaji lebih mendalam kejadian dari nabi ibrahim ternyata pernyataan takwa dan iman kepada Allah tidak hanya  cukup melalui sebuah lantunan bahasa iman dan takwa. Namun juga keikhlasan hati terhadap perintah Allah menjadi bahan penilaian iman dan takwa yang sebenarnya. Buktinya Allah masih menguji nabi ibrahim dengan memerintahkan untuk menyembelih anaknya yaitu nabi ismail. sehingga pada waktu itu nabi ibrahim mampu mengikhlaskan anaknya untuk di sembelih dan begitupun juga pada nabi ismail  yang  merelakan dirinya untuk di sembelih hanya demi perintah  Allah. Bahkan godaan syetan yang mencoba merubah pola pikir nabi ibrahim dan nabi ismail berhasil di musnahkan dengan tiga batu yang di lemparkan kepada syetan. Setelah syetan pergi,nabi ibrahim meneruskan niatnya untuk menyembelih nabi ismail.  Namun ketika nabi ismail hendak di sembelih,Allah menggantikannya dengan seekor kambing. Dan bermula dari peristiwa ini yang menjadi dasar  di syariatkan qurban  yang di lakukan pada hari raya idul adha.

pada hari raya idul adha tahun sekarang ternyata sangat jauh berbeda dengan idul adha pada lima   tahun yang lalu. Kalau dulu para pemuda ikut berpartisipasi dalam menyemarakkan idul adha. parade musik thong-thong ikut meramaikan lantunan takbir. petasan-petasan penghancur langit ikut mengembirakan malam takbiran. Namun nuansanya sekarang sudah sangat jauh bergeser, peran pemuda sudah tidak seperti dulu. Masjid dan mushallah pada malam hari idul adha hanya di isi oleh para orang tua. Hal ini menunjukan adanya skeptis dan kelemahan iman dan takwa  para pemuda terhadap kebesaran Allah SWT. Bahkan aktualisasi peringata dua peristiwa nabi ibrahim (qurban dan haji) sudah melemah dan tak bergairah di masyarakat yang perekonomiannya menengah keatas.
Namun di balik itu semua ternyata masih ada rangkaian idul adha yang masih melekat dan  memberikan sebuah makna kebersamaan yaitu silaturrahmi antar umat islam. Apalagi seusai shalat ied di mushallah, dari yang dulunya tidak pernah berbahasa dengan teman sewaktu kecil  di hari itu  mampu membayar  segala kerinduan pada teman sewaktu kecil. Dari yang dulunya segan mendatangi rumah famili ternyata di hari itu mampu membayar segala keseganan.

Hal ini merupakan nikmat  yang perlu di syukuri kepada Allah yang maha Tuhan. Karena berkat hari raya idul adha ini semua rasa dan dan perasaan menjadi lebih bermakna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar