Rabu, 01 Oktober 2014

Budaya Madura : WALIMA (Urip Prayitno)

Secara eksplisit budaya berarti suatu hal yagn disepakati oleh leluhur dan dijadikan kebiasaan yang berkelanjutan pada kehidupan berikutnya (Urip prayitno). budaya tidak hanya berujud kebiasaan yang hanya memiliki nilai seni akan tetapi juga bisa mengandung seluruh aspek kehidupan termasuk pada aspek perkembangan ilmu pengetahuan. salah satu esensi budaya yang menjadi refleksi ilmu pengetahuan yakni ilmu pengetahuan tentang MANAJEMEN.


Manajemen tergolong sebagai suatu disiplin ilmu yang klasik. sejarah mencatat manajemen telah ada sejak tahun 1400-an di kota Vanesia - Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan disana. teori-teori manajemen mulai berkembang dan dipraktikkan pada tahun 1774. Pengembangan praktik manajemen tidak pernah berhenti hingga saat ini, terutama pada suatu momentu-momentum tertentu dikehidupan masyarakat. salah satunya pada acara-acara peringatan atau agenda-agenda organisasi. manajemen ini terutama digunakan saat merumuskan suatu acara, yang sederhananya dilakukan oleh pengelola acara/ panitia. Dalam perumusan acara ada berbagai praktik manajemen yang diterapkan, mulai dari pembentukan panitia, pembagian job diskription, persiapan kebutuhan hingga evaluasi.

Sumenep yang dikenal dengan kota kaya budaya, memiliki budaya tersendiri sebagai suatu pengganti manajemen yang khususnya pada suatu perumusan acara/ agenda peringatan. Salah satunya yang disebut dengan WALIMA. WALIMA merupakan suatu proses perumusan acara/ kegiatan (Pernikahan, Maulidah, Berangkat Haji, dan lain-lain) ala Sumenep yang dilaksanakan pra kegiatan hingga akhir kegiatan yang didalamnya berisi tentang pembentukan pengelola acara, pembagian kerja, pencatatan kebutuhan, kontrol acara hingga pada evaluasi acara. Dari buku Babat Madura tercatat budaya WALIMA ini telah lahir dan dipraktikkan sejak dahulu masa keraton Sumenep sekitar 1272 M, 3 tahun pemerintahan Arya Wiraraja. Maka dapat kita ketahui ternyata manajemen acara telah lebih dahulu dimiliki oleh masyarakat Sumenep sebelum praktik manajemen itu sendiri berada. Budaya WALIMA masih dipegang erat dan dijalankan oleh masyarakat Sumenep hingga saat ini di zaman globalisasi ini. (UP/KU)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar