Pendidikan.....(umum)
Pendidikan merupakan suatu unsur yang sangat penting
dalam menopang kemajuan suatu wilayah (Bangsa, Negara, Daerah, Kota, dan
Organisasi). Karena pada hakekatnya pendidikan berfungsi untuk mencerdaskan
manusia. Maka dimana jika organ-organ (manusia) yang terhimpun dalam suatu
wilayah (Bangsa, Negara, Daerah, Kota,
dan Organisasi) memiliki tingkat kecerdasan (pengetahuan akan ilmu pengetahuan
dan berkarakter) yang tinggi secara otomatis suatu wilayah tersebut juga akan
mengalami kemajuan.
Kondisi Real
STKIP PGRI Sumenep
Setelah kita mencoba kilas balik terhadap realita STKIP PGRI Sumenep hari ini, maka
hakekat esensi pendidikan diatas tidak terpenuhi. Sehingga ada berbagai
pertanyaan yang muncul dikalangan masyarakat kampus STKIP PGRI Sumenep yaitu Apakah yang salah?, Apakah Ilmu
Pengetahuan Yang statnan dan tidak relevan lagi?, ataukah Organ (manusia) nya
yang bermasalah?, atau malah sistem pendidikannya menyebabkan
permasalahan tersebut?,,,
Dari berbagai pertanyaan tersebut, muncul pula berbagai persepsi yang
menjadi jawaban dari pertanyaan- pertanyaan tersebut sesuai berbagai sudut
pandang pertanyaan tersebut yang meliputi :
a. Sudut pandang organ
(manusia) : Organ (Manusia) nya yang mengalami permasalah
perkembangan yang dimana persepsi ini
diarahkan terhadap takdir penciptaan yang mengandung asumsi jika takdir
tuhan menciptakan suatu manusia tidak cerdas maka tidak akan aada yang bisa
merubahnya.
Namun setelah hal tersebut penulis konfirmasi terhadap
firman tuhan, ada salah satu ayat yang
dapat mematahkan persepi klasik diatas apalagi di kuatkan oleh sumpah
tuhan akan ayat tersebut yaitu pada
surat attin ayat 4 :
“ Sungguh kami
(Allah) telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya”. QS. At-tin : 4.
Setelah kita lihat ayat diatas, maka dapat persepsi
klasik akan takdir tersebut mulai luntur, lalu pertanyaan yang mengakar akan
tersebut muncul kembali “lantas apakah yang salah?”.
b. Sudut pandang (ilmu
pengetahuan) : Ilmu Pengetahuan yang tidak lagi relevan. Kita mencoba
refleksi akan ilmu pengetahuan hari ini, disini dapat kita ketahui bersama
persepsi/ asumsi diatas tidaklah benar. Karna ketika kita lihat perkembangan
zaman hingga pada zaman globalisasi ini sangatlah berpengaruh terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan. Maka jika
ada asumsi bahwa ilmu pengetahuan tidak relevan itu tidaklah benar, karna
perkembangan ilmu pengetahuan hari ini selaras dengan perkembangan zaman.
c. Sudut pandang
sistem pendidikan : Sistem Pendidikan
yang tidak relevan dengan esensi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.
Maka disini penulis disini mengupas lebih dalam terkait
sistem pendidikan tersebut pada skop STKIP PGRI Sumenep. Sistem pendidikan
STKIP PGRI Sumenep dalam penerapan sistemnya menggunakan sistem pendidikan
proyek, yang dimana dalam simulasinya dengan cara menggambarkan suatu
pendidikan yang ada lalu mendogma mahasiswanya untuk sama dengan yang
digambarkan oleh sistemnya. Hal ini membuat ilmu yang ada pada diri mahasiswa
terpenjara terhadap dokumentasi pengetahuan di masa lalu. Sehingga seakan-akan gambaran masa depan yang kekinian
tidak ada, atau dengan kata lain mahasiswa di suruh berjalan menyusuri suatu
jalan tanpa harus berfikir kemana arah perjalanan mereka, untuk apa mereka
menyusuri jalan, dan dapatkah kita menuju masa depan dengan jalan yang kita
susuri tersebut.Dengan sistem tersebut mahasiswa tidaklah dituntut untuk
berfikir, maka tanpa berfikir mustahil mahasiswa dapat mengarah terhadap
kecerdasan, adanya suatu kecerdasaan pasti dilarbelakangi oleh pemikirian.
Sebagaimana dikatakan oleh seorang filsuf yunani kuno bahwasanya “ Cogito Ergo Sum, Aku berfikir maka aku ada”. Sehingga secara sederhana dapat penulis asumsikan
bahwasanya penerapan sistem STKIP PGRI Sumenep merepakan penerapan sistem
pendidikan pembumi hangusan para pemikir (produsen ilmu pengetahuan).
Konklusi.....(tawaran solusi).
Akhirnya dengan permasalahan-permasalahan pendidikan diatas, penulis disini menawarkan konsep yang mungkin bisa
menjadi solusi terhadap pemasalahan diatas pada sudut pandang sistem pendidikannya dengan solusi
sistem pendidiikan yang berupa “Sistem Pendidikan Demokrasi”. Dalam
penerapan sistem tersebut mahasiswa sebagai objek dari sistem tersebut dituntut
untu lebih berperan aktif dalam berfikir, dan melakukan penalaran dan juga
dalam melakukan pengembangan dirinya sesuai bakat dan minatnya. Perkembangan
tersebut baik pada perkembangan personalia hingga perekembangan terhadap ilmu
pengetahuannya. Dosen tidak lagi mengungkung pemikiran mahasiswa akan tetapi
memberi kebebasan secara demokratis terhadap mahasiswa untu berfikir sesuai
konsep filsafat (radikal, sistematis, kooperensif), sehingga mahasiswa tidak
lagi hanya mengetahui teori-teori/ ilmu pengetahuan (hasil dokumentasi
pengetahuan masa lalu). Akan tetapi mahasiswa dapat mengembangkanya bahkan
menciptakan suatu teori baru yang dihasilkan dari proses berfikirnya dan
mengenyam pendidikan, maka dari hal itu akan terlahir ilmuan-lmuan baru
(Produsen pendidikan) sebagai pahlawan pendidikan yang dapat melahirkan
konsep-konsep baru yang lebih relevan.
Mungkin itu solusi yang ditawarkan oleh penulis, harapan
dari penulis dengan adanya “Sistem Demokrasi Pendidikan” ini
STKIP PGRI Sumenep dapat menjalankan roda pendidikan lebih maju dan berkembang
sesuai Mottonya “Maju dan Berkembang Dengan Kwalitas”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar