Rabu, 12 Maret 2014

STKIP PGRI SUMENEP MUST USE EDUCATION DEMOCRATIC SYSTEM - Urip Prayitno

Pendidikan.....(umum)
Pendidikan merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam menopang kemajuan suatu wilayah (Bangsa, Negara, Daerah, Kota, dan Organisasi). Karena pada hakekatnya pendidikan berfungsi untuk mencerdaskan manusia. Maka dimana jika organ-organ (manusia) yang terhimpun dalam suatu wilayah  (Bangsa, Negara, Daerah, Kota, dan Organisasi) memiliki tingkat kecerdasan (pengetahuan akan ilmu pengetahuan dan berkarakter) yang tinggi secara otomatis suatu wilayah tersebut juga akan mengalami kemajuan.

Kondisi Real STKIP PGRI Sumenep
Setelah kita mencoba kilas balik terhadap realita STKIP PGRI Sumenep hari ini, maka hakekat esensi pendidikan diatas tidak terpenuhi. Sehingga ada berbagai pertanyaan yang muncul dikalangan masyarakat kampus STKIP PGRI Sumenep yaitu Apakah yang salah?, Apakah Ilmu Pengetahuan Yang statnan dan tidak relevan lagi?, ataukah Organ (manusia) nya yang bermasalah?,  atau  malah sistem pendidikannya menyebabkan permasalahan tersebut?,,, 

Dari berbagai pertanyaan tersebut, muncul pula berbagai persepsi yang menjadi jawaban dari pertanyaan- pertanyaan tersebut sesuai berbagai sudut pandang pertanyaan tersebut yang meliputi :
a.       Sudut pandang organ (manusia) : Organ (Manusia) nya yang mengalami permasalah perkembangan yang dimana persepsi ini  diarahkan terhadap takdir penciptaan yang mengandung asumsi jika takdir tuhan menciptakan suatu manusia tidak cerdas maka tidak akan aada yang bisa merubahnya.
Namun setelah hal tersebut penulis konfirmasi terhadap firman tuhan, ada salah satu ayat yang  dapat mematahkan persepi klasik diatas apalagi di kuatkan oleh sumpah tuhan akan  ayat tersebut yaitu pada surat  attin ayat 4 :
Sungguh kami (Allah) telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya”. QS. At-tin : 4.
Setelah kita lihat ayat diatas, maka dapat persepsi klasik akan takdir tersebut mulai luntur, lalu pertanyaan yang mengakar akan tersebut muncul kembali “lantas apakah yang salah?”.
b.      Sudut pandang (ilmu pengetahuan) : Ilmu Pengetahuan yang tidak lagi relevan. Kita mencoba refleksi akan ilmu pengetahuan hari ini, disini dapat kita ketahui bersama persepsi/ asumsi diatas tidaklah benar. Karna ketika kita lihat perkembangan zaman hingga pada zaman globalisasi ini sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan  ilmu pengetahuan. Maka jika ada asumsi bahwa ilmu pengetahuan tidak relevan itu tidaklah benar, karna perkembangan ilmu pengetahuan hari ini selaras dengan perkembangan zaman.
c.       Sudut pandang sistem pendidikan : Sistem Pendidikan yang tidak relevan dengan esensi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.


Maka disini penulis disini mengupas lebih dalam terkait sistem pendidikan tersebut pada skop STKIP PGRI Sumenep. Sistem pendidikan STKIP PGRI Sumenep dalam penerapan sistemnya menggunakan sistem pendidikan proyek, yang dimana dalam simulasinya dengan cara menggambarkan suatu pendidikan yang ada lalu mendogma mahasiswanya untuk sama dengan yang digambarkan oleh sistemnya. Hal ini membuat ilmu yang ada pada diri mahasiswa terpenjara terhadap dokumentasi pengetahuan di masa lalu. Sehingga seakan-akan gambaran masa depan yang kekinian tidak ada, atau dengan kata lain mahasiswa di suruh berjalan menyusuri suatu jalan tanpa harus berfikir kemana arah perjalanan mereka, untuk apa mereka menyusuri jalan, dan dapatkah kita menuju masa depan dengan jalan yang kita susuri tersebut.Dengan sistem tersebut mahasiswa tidaklah dituntut untuk berfikir, maka tanpa berfikir mustahil mahasiswa dapat mengarah terhadap kecerdasan, adanya suatu kecerdasaan pasti dilarbelakangi oleh pemikirian. Sebagaimana dikatakan oleh seorang filsuf yunani kuno bahwasanya “ Cogito Ergo Sum, Aku berfikir maka aku ada”. Sehingga secara sederhana dapat penulis asumsikan bahwasanya penerapan sistem STKIP PGRI Sumenep merepakan penerapan sistem pendidikan pembumi hangusan para pemikir (produsen ilmu pengetahuan).


Konklusi.....(tawaran solusi).
Akhirnya dengan permasalahan-permasalahan pendidikan diatas, penulis disini menawarkan konsep yang mungkin bisa menjadi solusi terhadap pemasalahan diatas pada sudut pandang sistem pendidikannya dengan solusi sistem pendidiikan yang berupa “Sistem Pendidikan Demokrasi”. Dalam penerapan sistem tersebut mahasiswa sebagai objek dari sistem tersebut dituntut untu lebih berperan aktif dalam berfikir, dan melakukan penalaran dan juga dalam melakukan pengembangan dirinya sesuai bakat dan minatnya. Perkembangan tersebut baik pada perkembangan personalia hingga perekembangan terhadap ilmu pengetahuannya. Dosen tidak lagi mengungkung pemikiran mahasiswa akan tetapi memberi kebebasan secara demokratis terhadap mahasiswa untu berfikir sesuai konsep filsafat (radikal, sistematis, kooperensif), sehingga mahasiswa tidak lagi hanya mengetahui teori-teori/ ilmu pengetahuan (hasil dokumentasi pengetahuan masa lalu). Akan tetapi mahasiswa dapat mengembangkanya bahkan menciptakan suatu teori baru yang dihasilkan dari proses berfikirnya dan mengenyam pendidikan, maka dari hal itu akan terlahir ilmuan-lmuan baru (Produsen pendidikan) sebagai pahlawan pendidikan yang dapat melahirkan konsep-konsep baru yang lebih relevan.
Mungkin itu solusi yang ditawarkan oleh penulis, harapan dari penulis dengan adanya “Sistem Demokrasi Pendidikan” ini STKIP PGRI Sumenep dapat menjalankan roda pendidikan lebih maju dan berkembang sesuai Mottonya “Maju dan Berkembang Dengan Kwalitas”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar