KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis
ini. Tak lupa kami sampaikan salam dan shalawat kepada Nabi besar junjungan
kami Nabi Muhammad SAW.
Dari kondisi pengelolahan informasi yang terkait cuaca
terkini yang di sampaikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep
dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kabupaten Sumenep yang tidak
dapat diakses oleh mayoritas nelayan. Maka perlu adanya ide atau gagasan yang
dapat menhasilkan solusi dalam pengelolahan informasi terkait cuaca yang dimana
dapat disesuaikan dengan kondisi nelayan di kabupaten Sumenep.
Sesuai penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan data
yang ada, maka terlahirlah konsep dengan judul “ Weather Message Broadcast (Pesan
Broadcast Cuaca) Sebagai Media Informasi Kondisi Cuaca Pada Nelayan Di
Kabupaten Sumenep”.
Meskipun karya tulis ini telah disusun semaksimal mungkin,
namun kami tetap menyadari masih adanya kekurangan pada pengkritisan ini karena
adanya keterbatasan yang kami hadapi. Oleh karena itu, kami mengharap kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun. Akhirnya kami berharap
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi dan negara.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
Sumenep,
21 Maret 2014
Tim
Penulis
RINGKASAN
Kabupaten
Sumenep merupakan suatu kabupaten yang terletak diujung timur pulau Maduya.
Kabupaten Sumenep memiliki keanekaragaman sumber
daya kelautan dan perikanannya yang sangat
luas seluas +50.000 km² (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten-Sumenep/).
Potensi alam laut yang terhampar luas di kabupaten
Sumenep membawa manfaat terhadap masyarakat Sumenep khususnya perekonomian
masyarakat pesisir dengan menjadi nelayan. Mayoritas sumber penghasilan
masyarakat Sumenep selain menjadi petani juga sebagai nelayan. Terbukti pada
data Dinas Kelautan dan Perikanan mencatat 40.200 nelayan di kabupaten Sumenep
dengan sebanyak 3.015 orang nelayan telah memiliki kartu nelayan (Kantor Berita Radio Nasional (KBRN)
Sumenep, 2014).
Dalam melakukan aktifitas sebagai nelayan banyak faktor
yang mempengaruhi dalam keberlangsungan aktifisnya. Salah satu faktor yang
paling urgen yaitu terkait cuaca. Cuaca merupakan seluruh fenomena yang terjadi
di Atmosfer Bumi yang berpengaruhi pada daratan dan lautan (http://id.wikipedia.com/wiki/Cuaca/). Kondisi cuaca dapat berubah-ubah setiap saat sesuai
suhu dan kelembapan daerah pada waktu tertentu. Hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap aktifitas nelayan. Perlu ada informasi terkait cuaca pada nelayan agar
nelayan dapat melaksanakan akitfitasnya dengan lancar.
Sesuai penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan data
yang ada, maka terlahirlah konsep Weather Message Broadcast (Pesan Broadcast
Cuaca). Konsep ini memanfaatkan teknologi BMKG dan SMS Broadcast. Yang dimana
dua teknologi itu dalam penerapan di kombinasikan. Teknologi BMKG digunakan
untuk memperkirakan Cuaca lalu hasil data cuaca tersebut dikirim ke Server SMS
Broadcast untuk dikelola datanya sehingga menghasilkan informasi cuaca terkini
yang dapat dikirim ke nomer handphone para nelayan
Dalam penerapan konsep Weather Message Broadcast (Pesan
Broadcast Cuaca) perlu adanya peran serta stackholder untuk membantu terlaksana
program ini, yang meliputi ; Peran Nelayan, Peran BMKG Kabupaten Sumenep, dan
Pemerintah Yang bersangkutan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki areal laut
yang sangat luas. Sesuai data yang berasal dari biro statistik setiap negara
dan data PBB, Indonesia menempati urutan ke-7 sebagai negara yang memiliki laut
terluas se-dunia dengan luas 93.000 KM2 (http://statistik.pkpt.net). Dari luas lautan yang sangat luas tersebut persentase
terbesar lautan tersebut terhampar pada pulau Madura, yang mencapai 40% luas
areal laut di Indonesia.
Kabupaten Sumenep merupakan salah satu kabupaten yang
berada pada kepulauan Madura. Sebagai kabupaten yang terletak di ujung timur
pulau Madura, Sumenep memiliki kriteria kabupaten yang unik dengan
pulau-pulaunya yang terebar didaratan yang mencapai 126 pulau. Bahkan kabupaten
sumenep dinyatakan sebagaik kabupaten terluas yang berada di pulau Madura
dengan luas wilayah 2.093,457573 km² yang terdiri
dari pemukiman seluas 179,324696 km², areal hutan seluas 423,958 km²,
rumput tanah kosong seluas 14,680877 km² , perkebunan/tegalan/semak
belukar/ladang seluas 1.130,190914 km² , kolam/ pertambakan/air
payau/danau/waduk/rawa seluas 59,07 km² , dan lain-lainnya seluas
63,413086 km² . Untuk luas lautan Kabupaten Sumenep yang potensial dengan
keanekaragaman sumber daya kelautan dan perikanannya seluas + 50.000 km² (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten-Sumenep/).
Potensi alam laut yang terhampar luas di kabupaten
Sumenep membawa manfaat terhadap masyarakat Sumenep khususnya perekonomian
masyarakat pesisir dengan menjadi nelayan. Mayoritas sumber penghasilan
masyarakat Sumenep selain menjadi petani juga sebagai nelayan. Terbukti pada
data Dinas Kelautan dan Perikanan mencatat 40.200 nelayan di kabupaten Sumenep
dengan sebanyak 3.015 orang nelayan telah memiliki kartu nelayan (Kantor Berita Radio Nasional (KBRN)
Sumenep, 2014). Apalagi sejarah budaya telah mencatat tentang nelayan di
Madura yang tercantum dalam salah satu lagu madura (Ngapote, Lagu Daerah Madura) bahwa “ Abhatal Ombe’, Sapo’ Angen
Salanjengnga” jika ditranslate ke bahasa Indonesia artinya “ Orang Madura
Berbantal Ombak, Berselimut Angin Di Sepanjang Lautnya”. Jadi tentang hidup
sebagai nelayan sudah tersurat sejak nenek moyang masyarakat Madura.
Dalam melakukan aktifitas sebagai nelayan banyak faktor
yang mempengaruhi dalam keberlangsungan aktifisnya. Salah satu faktor yang
paling urgen yaitu terkait cuaca. Cuaca merupakan seluruh fenomena yang terjadi
di Atmosfer Bumi yang berpengaruhi pada daratan dan lautan (http://id.wikipedia.com/wiki/Cuaca/). Kondisi cuaca dapat berubah-ubah setiap saat sesuai
suhu dan kelembapan daerah pada waktu tertentu. Hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap aktifitas nelayan. Jika kondisi cuaca buruk akan membawa dampak
negatif terhadap nelayan, sebaliknya jika kondisi cuaca baik ada memberi
manfaat positif terhadap nelayan. Akibat cuaca buruk pada Januari 2014 nelayan
sempat mengalami kerugian mencapai 31 Miliyar (data KPP, Januari 2014 – http://www.titik0km.com/akibat-cuaca-buruk-kerugian-nelayan-capai-rp31-miliyar), bahkan sekitar 40% kerugian dialami nelayan di Madura.
Namun ada kondisi yang lebih memprihatinkan akibat cuaca buruk. Ada sekita 2
orang nelayan yang tewas dari 7 nelayan yang hanyut akibat berlayar pada
kondisi cuaca buruk, yang dimana tidak ada peringatan dari aparatur setempat (http://satoekata.com/akibat-ombak-besar-nelayan-sumenep-tewas/). Setelah penulis analisa dan teliti peristiwa tragis
tersebut terjadi karena tidak adanya peringatan/ informasi secara langsung dari
Dinas Kelautan Dan Perikanan kabupaten Sumenep atau Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika kabupaten Sumenep terkait kondisi cuaca terkini
terhadap nelayan. Sebenarnya data cuaca sudah tercantum pada website Dinas
Kelautan dan Kelautan Kabupaten Sumenep, pun juga pada websiten BMKG Kabupaten
Sumenep. Namun karena akses internet pada daerah pesisir laut terbatas,
informasi terkait cuaca tersebut tidak dapat terakses oleh nelayan.Rata-rata
nelayan di kabupaten Sumenep hanya memiliki media komunikasi dan informasi yang
terbatas pada handphone, handphonenyapun mayoritas bertipe sederhana. Maka dari
itu perlu adanya suatu media informasi yang secara langsung dapat diakses oleh media
yang dimiliki nelayan terkait cuaca terkini pada setiap wilayah di kabupaten
Sumenep.
Dengan adanya latar belakang tersebut maka tim penulis
memberikan suatu ide/ gagasan yang dapat menjadi solusi media informasi terkait
kondisi cuaca terkini yang dapat di infokan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Sumenep atau Badan Meteoroli, Klimatologi dan Geofisika Kabupaten
Sumenep terhadap nelayan. Solusi ini penulis cantumkan pada karya tulis yang
berjudul “Weather Message Broadcast (Pesan Broadcast Cuaca) Sebagai Media
Informasi Kondisi Cuaca Pada Nelayan Di Kabupaten Sumenep”. Dengan
adanya ide/ gagasan ini dapat membantu nelayan sehingga tidak ada lagi masalah
yang terjadi pada nelayan di kabupaten Sumenep apalagi sampai merenggu nyawa
nelayan.
Tujuan Dan
Manfaat Penulisan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini yaitu :
1.
Mengetahui dan
mengkaji sektor laut di kabupaten Sumenep.
2.
Mengetahui
informasi dan kondisi nelayan di kabupaten Sumenep.
3.
Untuk menganalisa
pengelolahan informasi cuaca di kabupaten Sumenep.
4.
Untuk menganalisa dan
mengkaji tentang Weather Message Broadcast (Pesan Broadcast Cuaca) Sebagai
Media Informasi Kondisi Cuaca Pada Nelayan Di Kabupaten Sumenep
Adapun Manfaat yang diberikan dalam penulisan karya tulis
ini yaitu :
1.
Manfaat Teoritis
Sebagai bahan kajian, analisan dan bahan kebijakan
pemerintah dalam mengelola informasi terkait kondisi cuaca yang berdampak pada
nelayan di kabupaten Sumenep sehingga informasi tentang cuaca dapat di update
oleh para nelayan di kabupaten Sumenep.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang sektor laut,
nelayan dan pengelolahan informasi tentang cuaca di kabupaten Sumenep yang
berdampak terhadap nelayan di kabupaten Sumenep.
b.
Bagi masyarakat
(Nelayan)
Dapat memperoleh informasi cuaca denga baik dan up to
date sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan nelayan dalam berlayar sehingga
ancaman bahaya dapat diantisipasi.
c.
Bagi pemerintah
kabupaten Sumenep
-
Memeberikan
artenatif solusi pada pemerintah dalam memfasilitasi nelayan untuk mendapatkan
informasi terkait cuaca secara up to date.
-
Memberikan ide pada
pemerintah dalam menjaga keamanan masyarakat khususnya nelayan di kabupaten
Sumenep.
GAGASAN
Potensi Laut Sumenep Sebagai Lahan Ekonomi Nelayan
Kabupaten Sumenep sebagai salah satu wialyah dengan
potensi alam laut yang sangat luas menjadi keunikan tersendiri di pulau Madura.
Apalagi Sumenep dengan keunikannya memiliki 126 pulau. Dari luas areal laut
indonesia 93.000 KM2 sekitar 50.000 KM2 dimiliki oleh kabupaten Sumenep.
Hamparan potensi alam laut yang sangat luas tersebut memicu masyarakat Sumenep
untuk menjadikan potensi alam laut tersebut sebagai ladang perekonomian
masyarakat, dengan kata lain bermata perncaharian sebagai Nelayan.
Dari data KBRN Sumenep tahun 2014 menyatakan bahwa
sumenep mayoritas bermata pencaharian petani dan nelayan. Data nelayan mencapai
40.000 nelayan di kabupaten Sumenep. Nelayan sudah menjadi ciri khas kabupaten
Sumenep sejak nenek moyang masyarakat Sumenep. Jika indonesia mempunyai history
nenek moyang sebagai pelaut yang termuat dalam suatu lagu “nenek moyangku seorang pelaut”, Sumenep juga mempunyai filosofi
yang selaras dengan kondisi tersebut bahkan juga termuat dalam suatu lagu
daerah madura yang berjudul “Ngapote”.
Nelayan sumenep menjadi salah satu penyumbang pendapatan
daerah. Berdasarkan estimasi produksi, potensi
sumber daya ikan di perairan laut Kabupaten Sumenep mampu menghasilkan per
tahun sebesar 22.000 ton per tahun. Sedangkan menurut estimasi potensi sumber
lestari dihitung 60 % dari jumlah potensi yang ada atau 137.400 ton per
tahun. Perkembangan produksi perikanan diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan petani nelayan melalui peningkatan produksi dan produktivitas
usaha yang berorientasi pada agrobisnis. Produksi perikanan yang dicapai
kabupaten Sumenep pada tahun 2013
untuk perikanan laut mencapai 44.900,2 ton per tahun atau 32,68 % dari
potensi lestari (mengalami peningkatan sebesar 10.09 % dari tahun
sebelumya) dengan nilai produksi Rp. 169.553.210.000,- (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten-Sumenep/).
Cuaca Sebagai Faktor Pendukung Aktivitas Nelayan
Dalam melakukan aktifitas sebagai nelayan banyak faktor
yang mempengaruhi dalam keberlangsungan aktifisnya. Salah satu faktor yang
paling urgen yaitu terkait cuaca. Cuaca merupakan seluruh fenomena yang terjadi
di Atmosfer Bumi yang berpengaruhi pada daratan dan lautan (http://id.wikipedia.com/wiki/Cuaca/). Kondisi cuaca dapat berubah-ubah setiap saat sesuai
suhu dan kelembapan daerah pada waktu tertentu. Hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap aktifitas nelayan. Jika kondisi cuaca buruk akan membawa dampak
negatif terhadap nelayan, sebaliknya jika kondisi cuaca baik ada memberi
manfaat positif terhadap nelayan. Akibat cuaca buruk pada Januari 2014 nelayan
sempat mengalami kerugian mencapai 31 Miliyar (data KPP, Januari 2014 – http://www.titik0km.com/akibat-cuaca-buruk-kerugian-nelayan-capai-rp31-miliyar), bahkan sekitar 40% kerugian dialami nelayan di Madura.
Namun ada kondisi yang lebih memprihatinkan akibat cuaca buruk. Ada sekita 2
orang nelayan yang tewas dari 7 nelayan yang hanyut akibat berlayar pada
kondisi cuaca buruk, yang dimana tidak ada peringatan dari aparatur setempat (http://satoekata.com/akibat-ombak-besar-nelayan-sumenep-tewas/).
Handphone Sebagai
Mayoritas Media Komunikasi Dan Informasi Nelayan
Dari kondisi cuaca yang ada dan terkadang mengalami
perubahan pada yang tidak tentu membuat adanya suatu akses informasi yang up to
date. Dari informasi cuaca yang tersedia dalam website Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Sumenep dan website Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika Kabupaten Sumenep tidak menjadi solusi media informasi cuaca kepada
para nelayan.
Dari data hasil obsevasi tim penulis dengan menyebarkan
angket, terdapat 89% dari jumlah nelayan di kabupaten Sumenep hanya mempunyai
media komunikasi dan informasi berupa handphone, dan handphone yang dimiliki
oleh para nelayan kabupaten Sumenep hanya sekedar handphone bertipe sederhana (Penelitian media komunikasi nelayan, 2014).
Konsep Weather
Message Broadcast (Pesan Broadcast Cuaca)
Dari kondisi pengelolahan informasi yang terkait cuaca
terkini yang di sampaikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep
dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kabupaten Sumenep yang tidak
dapat diakses oleh mayoritas nelayan. Maka perlu adanya ide atau gagasan yang
dapat menhasilkan solusi dalam pengelolahan informasi terkait cuaca yang dimana
dapat disesuaikan dengan kondisi nelayan di kabupaten Sumenep.
Sesuai penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan data
yang ada, maka terlahirlah konsep Weather Message Broadcast (Pesan Broadcast
Cuaca). Konsep ini memanfaatkan teknologi BMKG dan SMS Broadcast. Yang dimana
dua teknologi itu dalam penerapan di kombinasikan. Teknologi BMKG digunakan
untuk memperkirakan Cuaca lalu hasil data cuaca tersebut dikirim ke Server SMS
Broadcast untuk dikelola datanya sehingga menghasilkan informasi cuaca terkini
yang dapat dikirim ke nomer handphone para nelayan. Adapun peralatan yang perlu
di persiapkan yaitu :
1.
2 Komputer dengan
spesifikasi minimun sebagai berikut :
-
Processor I5/I7
support 2 Unit Modem Simbox 16 Port Total 32 untuk SimCard GSM.
-
RAM 6 GB
-
Power Supply >
500 watt
-
OS Windows 32
bit/64 bit
Gambar 1. 2
unit PC
2.
4 Unit Modem Simbox
16 Port Total 32 untuk SimCard GSM.
-
1
Unit bisa mengirim SMS 12.000 SMS/Jam, jadi dengan dua Unit PC dengan dua Unit
Modem dapat Mengirim 48.000 SMS/Jam hal ini sesuai dengan jumlah nelayan di
kabupaten Sumenep yang mencapai 40.000 nelayan.
Gambar 2. 4
Unit Modem Simbox 16 Port
3.
Jaringan Internet
Jaringan internet ini untuk mengakses data dari Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kabupaten Sumenep.
4.
256 SimCard GSM
Gambar 3.
Sistem Weather Message Broadcast
Implementasi
Weather Message Broadcast (Pesan Broadcast Cuaca)
Dalam mengupayakan pelaksanaan konsep Weather
Message Broadcast (Pesan Broadcast Cuaca) Sebagai Media Informasi Kondisi Cuaca
Pada Nelayan Di Kabupaten Sumenep, perlu adanya mengumpulkan data dari
berbagai pihak dan konsultasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan. Adapun
langkah-langkah yang perlu lakukan dalam pelaksanaan Weather Message Broadcast (Pesan
Broadcast Cuaca) Sebagai Media Informasi Kondisi Cuaca Pada Nelayan Di
Kabupaten Sumenep tersebut, yaitu :
1.
Mengumpulkan data
nelayan di kabupaten Sumenep ; Nama, No. HP, Alamat, dan Jadwal Berlayar
2.
Membeli Peralatan
yang diperlukan
3.
Penyambungan
Internet yang terhubung langsung dengan alat deteksi cuaca yang berada pada
Badan Meteorologim Klimatologi, dan Geofisika Kabupaten Sumenep,
4.
Pengelisan Data
Nelayan serta penjadwalan pengiriman pesan informasi Cuaca
5.
Uji Coba Pengiriman
Pesan Informasi Cuaca Terkini
6.
Pelaksanaan.
Ketercapaian
Target Gagasan
Dengan adanya Weather Message Broadcast (Pesan Broadcast
Cuaca) Sebagai Media Informasi Kondisi Cuaca Pada Nelayan Di Kabupaten Sumenep yang
dimana disesuaikan dengan kondisi petani yang dimana 89% mempunyai Handphone
maka informasi terkait cuaca terkini dapat tersebar dengan baik atau terakses
langsung oleh petani.
Setelah penulis menganalisa dari hasil uji coba Weather
Message Broadcast (Pesan Broadcast Cuaca) Sebagai Media Informasi Kondisi Cuaca
Pada Nelayan Di Kabupaten Sumenep, tingkat ketercapaian dari gagasan
ini mencapai 99% akan terlaksana dengan baik dan informasi pasti akan terakses
dengan baik oleh nelayan sehingga nelayan telah mempunyai informasi yang dapat
dijadikan pertimbangan dalam berlayar. Implikasi positif dari hal tersebut
nelayan dapat mengantisipasi ancaman bahaya cuaca laut dan juga dapat
mempersiapkan dengan matang untuk berlayar ketika cuaca laut dalam keadaan yang
baik.
Peran
Stackholder dalam Weather
Message Broadcast (Pesan Broadcast Cuaca) Sebagai Media Informasi Kondisi Cuaca
Pada Nelayan Di Kabupaten Sumenep
1.
Peran Masyarakat
(Nelayan)
Nelayan dalam hal ini merupan pemeran utama, sehingga
partisipasi yang paling penting adalah nelayan. Baik secara bagaimana saat
pengumpulan data dapat berpartisipasi dan juga tidak memberikan data dengan
benar. Dan ketika menerima informasi cuaca dari
Weather Message Broadcast (Pesan Broadcast Cuaca), jika kondisi
cuaca dinyatakan buruk maka nelayan diharap tidak berlayar atau tidak nakal
sehingga ancaman bahaya bagi nelayan tidak terjadi.
2.
Peran Badan
Metereologi, Klimatologi dan Giofisika Kabupaten Sumenep
Dalam pelaksanaan program ini yang juga penting tentang
peran BMKG sebagai penyedia informasi cuaca terkini. Diharap BMKG Kabupaten
Sumenep menghimpun hasil data yang akurat terkait cuaca sehingga informasi yang
dihasilkan benar-benar dapat dijadikan referensi/ bahan pertimbangan oleh
nelayan.
3.
Peran Pemerintah
Dalam mengelolaan pengambilan data serta pengiriman data,
admin pemerintah diharap bisa bersikap professional dan selalu standby untuk
memberikan layanan informasi pada nelayan. Sehingga informasi cuaca dapat
tersalurkan dengan baik dan tepat waktu.
KESIMPULAN
Dalam karya tulis ini dapat ditarik berbagai sub pokok
kesimpulan yang meliputi :
-
Masyarakat sumenep
mayoritas bermata pencaharian petani dan nelayan. Data nelayan mencapai 40.000
nelayan di kabupaten Sumenep.
-
Kondisi cuaca dapat
berubah-ubah setiap saat sesuai suhu dan kelembapan daerah pada waktu tertentu.
Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap aktifitas nelayan. Jika kondisi cuaca
buruk akan membawa dampak negatif terhadap nelayan, sebaliknya jika kondisi
cuaca baik ada memberi manfaat positif terhadap nelayan. Akibat cuaca buruk
pada Januari 2014 nelayan sempat mengalami kerugian mencapai 31 Miliyar
-
Dari data hasil
obsevasi tim penulis dengan menyebarkan angket, terdapat 89% dari jumlah
nelayan di kabupaten Sumenep hanya mempunyai media komunikasi dan informasi
berupa handphone, dan handphone yang dimiliki oleh para nelayan kabupaten
Sumenep hanya sekedar handphone bertipe sederhana.
-
Sesuai penelitian
yang dilakukan oleh penulis dengan data yang ada, maka terlahirlah konsep
Weather Message Broadcast (Pesan Broadcast Cuaca). Konsep ini memanfaatkan
teknologi BMKG dan SMS Broadcast. Yang dimana dua teknologi itu dalam penerapan
di kombinasikan. Teknologi BMKG digunakan untuk memperkirakan Cuaca lalu hasil
data cuaca tersebut dikirim ke Server SMS Broadcast untuk dikelola datanya
sehingga menghasilkan informasi cuaca terkini yang dapat dikirim ke nomer
handphone para nelayan
-
Dalam penerapan
konsep Weather Message Broadcast (Pesan Broadcast Cuaca) perlu adanya peran
serta stackholder untuk membantu terlaksana program ini, yang meliputi ; Peran
Nelayan, Peran BMKG Kabupaten Sumenep, dan Pemerintah Yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia :
Kabupaten Sumenep. (Online). http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten-Sumenep/ (16 Maret 2014)
Ngapote, Lagu Daerah Madura
Data KPP, Januari
2014 . (Online). http://www.titik0km.com/akibat-cuaca-buruk-kerugian-nelayan-capai-rp31-miliyar (16 Maret 2014)
Data Penelitian media komunikasi nelayan, Februari
2014, Oleh Tim PKM-GT
Satoekata : Akibat Ombak
Besar, Nelayan Sumenep Tewas Tenggelam. (Online). http://satoekata.com/akibat-ombak-besar-nelayan-sumenep-tewas/ (16 Maret 2014)
Data Kantor Berita Radio Nasional (KBRN) Sumenep, Januari
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar